Kesedihan yang melanda
Akibat hilangnya sekelip mata
Air mata yang berderai laju
Menangis aku keseorangan
Apa yang berlaku
Aku tidak dapat hadam
Yang ku tahu aku rindu
Diam saja bisa melemaskan aku
Kerana fikiran bergolak
Hati berkecamuk
Di mana jalan ku cari dulu
Sudah tiada
Kini bertemu laluan baru
Yang aku tidak biasa
Tapi aku biarkan hatiku laluinya
Biarpun janggal
Kesedihan kini tidak perlu air mata
Tapi hanya aku keseorangan sahaja
Bisa melemahkan jiwa dan perasaan
Yang terkadang berombak tanpa sedar
Aku tak sedih untuk cari simpati
Aku tak sedih untuk cari kawan
Tapi aku sedih untuk cari kekuatan
Dan aku sedih untuk terus ke hadapan
Beri aku ruang melepaskan kesedihan ini.
Dalam nota yang ku bisa ingat selalu.
Al-fatihah buat abah ku Mohamad Safri bin Abu (5 Nov 1952 - 23 Nov 2018, Jakarta)
"Jika engkau dan aku lihat pada bulan, sesungguhnya kita melihat pada bulan yang sama dan aku namakan ia BULAN KITA. Dan jika engkau dan aku lihat pada puisiku ini, ku harap engkau dapat rasa yang sama apa yang ku rasa agar dapat kunamakan ia PUISI KITA"
Selasa, 26 November 2019
Langgan:
Catatan (Atom)
Tidur
Malam semakin gelita Pagi semakin menghampiri Mata semakin layu keletihan Tak tertahan lagi badan Terhampar atas katil tebal Cuba lupa kan y...
-
Malam semakin gelita Pagi semakin menghampiri Mata semakin layu keletihan Tak tertahan lagi badan Terhampar atas katil tebal Cuba lupa kan y...
-
Aku menipu pada diriku sendiri. Selalu menyerlahkan rasa kuat, Tapi sebenarnya lemah. Di saat aku selalu tersenyum, Tapi sebenarnya aku seri...
-
Tiga puluh dihitung dalam diam Tak terasa sepi walau dipendam Jalan berliku terasa sungguh kelam Bila mana hati kau simpan dalam Tiga puluh ...